Sabtu, 29 Juli 2017

Menyiapkan Baju Untuk Nginap


Rencana mau liburan ke Kuningan sekaligus jenguk Mas Nanda di Pesantren.

Malam hari kami menyiapkan perlengkapan yang akan di bawa. Tak lupa baju untuk nginap semalam.

Kaka menyiapkan sendiri bajunya.
Dia menghitung sendiri baju ganti yang diperlukan .

Jumat, 28 Juli 2017

Membeli Es Krim


Pulang sekolah siang hari yang sangat panas. Setelah makan siang dan sholat, kaka masih menyisihkan uang jajannya. 
Biasanya uang jajan yang disisihkan itu dimasukkan ke dalam celengan, tapi kali ini lagi kepengen beli es krim. 

" Ma, bolehkah kaka beli es krim?"
"Ok. Bolehlah tapi sekali-kali saja ya."
Uang jajan setiap hari Rp. 5000,-, hari ini disisakan Rp. 2.000,-. Sedangkan harga es krim Rp.3.500,-.

"Jadi kurang berapa uangnya kaka untuk beli es krim?.
" Kurang Rp.1000,- ma".
"Pintar, uangnya ada di dompet, tolong ambilkan dompet mama!". 
Kaka  Bergegas untuk mengambil dompet yang di simpan kamar. 
"Terimakasih ya!".
Saya memberikannya uang Rp. 1000,-.

Segera menuju warung dekat   rumah untuk membeli es krim.

Alhamdulillah

Kamis, 27 Juli 2017

Konsep Lebih Berat atau Lebih Ringan


Malam ini menyiapkan buku-buku yang akan di bawa besok. Besok hari Jum'at, ternyata hanya ada 3 pelajaran saja.

Dihari selain Jum'at biasanya ada 4 juga harus membawa bekal dan juga mukena.

"Tasnya lebih ringan daripada yang hari-hari lainnya ya, Ma? Kalo selain hari Jum'at berat."
"Iya ka, karena kalo hari selain Jum'at kan bawa bekal juga mukena".
Trus pulangnya juga lebih cepat kalau hari Jum'at karena  mau ke masjid sholat Jumat.





Rabu, 26 Juli 2017

Membuat Pasir Kinetik


Hari ini saya tanpa sengaja menemukan resep membuat pasir kinetik di fb yang bahan-bahannya ada di rumah. Bahan utamanya tepung maezena.

Beberapa hari yang lalu kami juga membuat sendiri pasir kinetik ini, yang bahan utamanya adalah pasir.

Hasilnya kurang harus dam lembut. Alhamdulillah ada temen yang share cara membuat pasir kinetik dengan maezena hasilnya lehih lembut.

Resep ini saya perlihatkan ke kaka Putri. Dia tertarik untuk membuatnya sendiri.

Adapun bahannya sebagai berikut:
9 sdm tepung maizena
1 sdm air
2 sdm baby oil
Pewarna secukupnya

Semua bahan dicampur dan diaduk-aduk. Alhamdulillah jadi.

Ketika membuat pasir kinetik ini saya sedang nidurin dede Harun.

Semua bahan-bahan diatas  dia yang takar sendiri. Setelah jadi dimainkan  bareng adeknya.

Selasa, 25 Juli 2017

Bermain Puzzle


Menstimulus matematika logis kepada banyak cara yang bisa dilakukan.

Kali ini kami bermain puzzle hewan onta. Dede Harun senang dengan gambar-gambar binatang.

Puzzle lama yang disimpan baru dikeluarkan lagi.

Di kasih puzzle untuk disusun malah dibongkar lagi, dipegang, diperhatikan setiap kepingnya.
Baru kali ini memang si dede Harun dikasih Puzzle.

Ketika puzzle berhasil disusun dan menjadi gambar onta langsung dech seneng dàn mengatakan inyi, inyi = ini, ini sambil menunjuk ke gambar onta.

Dengan bermain puzzle, anak-anak belajar problem solving suatu masalah. Tapi masalahnya adalah mainan yang mengasyikkan.

Diharapkan dengan diberi stimulus ini dikemudian hari mampu  mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan math atau bukan math. Aamiin.




Senin, 24 Juli 2017

Mana lebih lama?


Hari ini kaka mulai aktif belajar di MI Soebono Mantofani pulang pukul 13.30 wib. Baru kurang lebih seminggu kaka pindah di sekolah ini. Tapi seminggu kemarin masih belum aktif jadi pulang jam 10.00 wib.

Sebelumnya di SD negeri setengah tahun setelah pindah dari Banjarmasin.

Sambil dibonceng motor pulang kami ngobrol.
"Bagaimana perasaan kaka hari ini?"
"Lama ya ma kalau di MI,?
"Iya, karena kaka sudah kelas 3 trus pelajaran kan banyak di MI".

Di SD pukul masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 10. 30 Wib.

Di MI pukul masuk pukul 06.45 dan pulang pukul 13.30 wib.

Dari obrolan diatas kaka membandingkan waktu antara belajar di SD dan di MI lama.

Belajar waktu.

Minggu, 23 Juli 2017

Membuat Puding


Pulang dari rumah teman, tiba-tiba kaka Putri mendatangu mamanya yang sedang masak.
" Sedang masak apa ma?"
"Masak mie ayam"
"Aku mau jualan kue dong ma"!
" Kue apa aja, yang bahannya ada di rumah kue apa?"
"Gak lengkap nak"
Memang semenjak dede Harun lahir, Saya jarang membuat kue sendiri dan apalagi nyetok bahannya juga tidak.

" Bagaimana kalau bikin puding saja?"
"Cupnya ada di rumah, sisa buat puding waktu bulan puasa, gula juga ada tinggal beli Nutrijel saja."
"Ok, aku keluar dulu beli Nutrijelnya ya,? "
"Iya, hati-hati, beli 2 bungku saja di warung bude Rahmi, harga 1 bungkus Rp.3000, 00. Kalo 2   berarti berapa ka?"
" Rp. 6000, 00 ya ma"?
" Iya, benar".

Bergegaslqh kaka Putri beli Nutrijel dan setelah beberapa saat dia datang dengan membawa Nutrijel rasa mangga.

" Ayo kita buat pudingnya, coba kaka baca takarannya, 1 bungkus+2gls air dan 1/2 gula pasir.
" kalo 2 berarti semua dikali 2. Jadi 2 bks agar+ 4gelas air+1 gelas gula pasir .
Maka proses pembuatan puding kurang lebih 15 menitan.
Setelah itu dimasukkan ke dalam cup.
Setelah beberajam dingin dan karena bapak sore hari mengajak jalan maka jualannya gak jadi dan pudingnya di makan sendiri.
Inilah belajar kami hari ini.







Sabtu, 22 Juli 2017

Naik Turun Tangga Sambil Berhitung


Aktivitas setiap hari nganter kaka Putri di pagi hari sambil membawa si dede Harun yang lagi senang bergerak dan penasaran dengan segala sesuatu.

Kebetulan dikelas kaka ada tangga. Si dede yang di gendong meronta-ronta minta turun. Ternyata setelah di turunkan dari gendongan, dia menuju tangga dan berusaha naik tangga itu.
 Sayapun mengikutinya dari belakang dan memegang tangannya sambil ngitung tangga yang dilewati.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, hore sampi diatas. Naik anak tangga sambil dihitung. Minta turun lagi, tidak mau di gendong.

Ternyata setelah  sampe di bawah mau naik lagi . Jadi naik lagi sendiri diikuti dibelakang, tapi turunnya saya gendong.

Dua kali naik dan turun berarti 8+8+8+8=32

 Inilah berhitung kami hari ini.



Jumat, 21 Juli 2017

Dihitung yuk Buahnya yang Dibeli Mama


Pagi sebelum berangkat nganter sekolah, ku buka kulkas tempat buah ku simpan. Ternyata oh ternyata sudah habis tinggal pepaya yang sudah dipotong.

Kuniatkan setelah mengantarkan kaka Putri ke sekolah langsung ke pasar mencari buah kesukaan dede Harun dan kaka Putri yaitu buah jeruk.

Sebelum nyampe pasar ternyata ada penjual buah.
Aneka macam  buah yang di jual, jeruk, mangga, salak, buah naga, salak, melon, semangka dan pisang.

Daripada ke pasar sangat ramai mending di toko buah yang ini saja, harga setelah nanya-nanya relatif sama.

"Sekilonya jeruk berapa bang"?
Tanyaku . " Delapan belas ribu".
"Saya mau 2 kilo bang" .
"Beli 2 kg 35rb saja".
"OK. Mau 2 kg."
" Kalau mangga berapa"?
 " 15rb. "
 "Mau ya".

Setelah kaka putri pulang sekolah nanya, "ada buah apa ma"?
"Jeruk sama mangga".
" Yuk kita hitung jumlahnya ada berapa"?
"Mangga 2 kg isinya ada 17 buah dan 1 kg mangga isinya 5 buah. Jadi totalnya berapa ya ka"?
 Sambil ngupas kulit jeruk berpikir dan komat kamit menghitung .Dia langsung menjawab 22.
"Benar ,  sekarang sudah kaka makan 1 jeruk berarti sisa? "
"Sisa 21 dong".
" Yup.

Inilah momen aha kali ini.



Kamis, 20 Juli 2017

Senengnya dapat THR

liburan panjang kali ini kami putuskan pulang ke kampung saya di daerah Sulawesi Selatan tepatya daerah Luwu Utara Masamba, sukamaju nama desanya.

Sebuah kampung transmigran yang sudah maju dan membaur dengan penduduk asli.

Berbagai suku antara lain Jawa, Bali, Madura dan Bugis hidup berdampingan saling menghormati dan menghargai.

Hidup rukun dan damai itu ciri khas kampungku.
Suasana alam pedesaan yang sangat asri itu keadaan sewaktu aku masih SD.

Tapi ketika kami pulang liburan idul fitri tahun ini sudah banyak perubahan.

Bangunan ruko dimana-mana. Mini market sudah mulai menjamur di desa kami.

Yang dulunya tanah pertanian alias sawah sudah jadi perumahan yang lumayan padat.

Yang membuat kami senang di rumah mbah banyak buah-buahan yang tinggal petik. Jeruk bali, pisang, jambu, timun suri, pepaya, kelapa dan semangka. Semua ada di kebun. Kalau pas musim rambutan dan durian juga ada, tapi sayang kemarin gak musim waktu kami pulang.

Selain buah sayuran juga tinggal petik. Seperti daun ubi, bayam, kangkung, terong, cemangi juga cabe.

Bumbu dapur ada salam dan sereh. Biasanya mbah membawa sebagian hasil kebunnya ke pasar untuk dijual. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tanaman komoditas di kebun mbah yaitu cacao. Ini tanaman perkebunan yang banyak ditanam orang di kampung selain kelapa sawit.

Kami sempat jalan-jalan ke kebun cacao mbah yang sudah mulai berbuah, ada juga yang baru berbunga serta ada yang baru dibibit.

Memberi makan sapi, ayam dan mentok itu kesenangan anak-anak.

Melihat aktivitas sehari-hari  mbah dikampung. Selain aktif di masjid merawat tanaman juga memelihara ternak.

Subhanalloh hidup yang indah dan damai dan berkah. Aamiin.

Mbah adalah petani. Aku juga petani lho. Senang rasanya kalo sudah di kebun. Rasanya tentram lihat tanaman yang hijau berbuah.

Sepuluh hari dikampung pulang pergi gak terasa. Waktu cepat berlalu. Pengen rasanya kami masih tinggal disana.

Hari lebaran benar-benar kami manfaatkan bersilaturahim dengan keluarga besar baik dari mama dan bapak saya.

Anak-anak senang karena dapat banyak angpao alias THR dari kerabat.

Muter-muter keliling kampung tapi masih juga ada yang terlewat. Mohon maaf kepada mbah, paksamplek, bulek, pakde, bude  apabila gak sempat mampir kerumah sampean.

Pengen sekali berkunjung tapi waktu yang begitu cepat berlalu.

Lebaran H+3 kami harus pulang ke Jakarta.  Semua perlengkapan dan perbekalan untuk diperjalanan yang cukup panjang.

Banyak oleh-oleh dari merek yàng tak sempat kami bawa semua. Takut overload bagasi.

Mereka  mengantar kami sampe di perwakilan bus malam juga menunggu hingga bus berangkat baru pulang.

Menetes tak terasa airmata ini membasahi pipi. Kujabat tangan mereka dan kupeluk mereka satu persatu. Semoga mereka sehat selalu.  Sungguh masih ingin tinggal lebih lama di tanah kelahiranku.

Kulangkahkan kaki ini menuju bus yang sudah menunggu, oh sungguh terasa berat. Tapi kami harus pulang kembali menemani suami yang dinas di ibukota.

Terimakasih untuk Bapak, mama, adik-adikku
( kandung dan sepupu), bulek-bulek, paklek-paklek, bude-bude, pakde- pakde.

Maaf tidak bisa saya sebut satupersatu.

Semoga Alloh SWT membalas dengan balasan yang lebih baik. Aamiin.

♥♥♥♥♥

Nah setelah sampe liburan kaka Putri mau menghitung THR yang didapat selama dikampung.

Semua pecahan ada mulai ratusan ribu, lima puluh ribu, dua puluh ribu, sepuluh ribu, lima ribu, dua ribu, seribu juga limaratusan.

Lumayan banyak untuk anak-anak. Kurang lebih Delapan ratus ribu rupiah.

Semuanya disimpan di dompet kesayangannya. Hingga kelihatan penuh karena banyak pecahan sepuluh ribunya. 😁

Kemarin waktu nengok Mas Nanda benar-benar membeli makanan yang disuka semaunya. Karena dipikirnya itu uangnya sendiri.

Setelah balik ini saya panggil kaka untuk sama- sama menghitung kembali THRnya sisa berapa.
Saya katakan bagaimana kalau uang THRnya ditabung di celengan semua. Tapi ternyata si kaka punya inisiatif sendiri.

Setelah kami  temani menghitung ternyata total sisa uangnya ada lima ratus delapan puluh lima ribu rupiah.

" Ma, uangku gak boleh dimasukkan ke celenganku semua tapi harus ada yang diinfakkan untuk kenclengan di masjid." Katanya sambil memasukkan uang lima ribu puluh ribuan ke dalam kenclengan.

Subhanalloh nak. Alhamdulillah. Barokallah anak sholehah semoga tambah sholehah ya. !

"Berapa yang kaka masukin,? Tanyaku.
"Lima puluh ribu ma".

Alhamdulillah.
Kebetulan di rumah ada semacam kotak amal untuk masjid di komplek kami yang setiap bulan dibagikan dan diambil isinya. Terserah warga mau ngisi berapa.

Setelah itu ini empat ratus ribu untuk celenganku.
Seratus ribu untuk mama, untuk nambahi beli bukuku.

"Nah sisanya recehan limaribuan, duaribuan dan seribuannya untuk jajanku ya ma"?Iya boleh.

Alhamdulillah kaka sudah pandai membuat pos-pos keuangannya sendiri walau masih sederhana. Semoga di kemudian hari pandai mengelola uangnya maupun uang suaminya. Aamiin.










Jumat, 14 Juli 2017

Aliran Rasaku Menstimulasi Anak Senang Membaca


For thing to change I must change first. Menstimulasi anak-anak suka membaca memang harus dari diri sediri dulu berubah. Kalau mau anak suka membaca dan menulis maka orang tuanya harus suka membaca dan menulis.

Tantangan 10 hari sudah selesai. Tapi apakah hanya sampai di sini????

Mengajak anak-anak, suami untuk suka membaca dan menulis, berbagai kendala yang saya hadapi;

1. Waktu kerja suami yang sangat padat
2. Sabtu dan Minggu ada acara
3. Media elektronik yang masih belum ada aturan
4. Manajemen waktu yang kurang profesional

Setelah melihat kendala-kendala idiatas, maka saya harus mencari solusinya.

Terlebih dahulu saya sebagai ibu yang harus berubah terlebih dahulu memberi contoh teladan kepada anak-anak.

Memanfaatkan waktu benar-benar untuk hal yang penting-penting saja. Mengatur penggunaan media media elektronik seperti TV dan gadget.

Kalau suami sih sudah konsisten membaca Alquran setiap hari.

Hal ini pernah saya lakukan juga sebelum punya bayi yang kini sudah berusia 16 bulan.
Sekarang untuk merutinkan membaca seperti sebelum punya bayi ko agak kewalahan. Rasannya waktu habis hanya untuk menemani si bungsu.

Membaca buku yang sering kami lakukan adalah membacakan buku untuk si dede dan kakanya. Atau kadang kaka membacakan buku yang ada epennya.

Ketika mereka main atau baca berdua baru saya bisa beberes rumah atau masak.

Karena sekarang si sulung sudah mondok di pesantren di daerah Kuningan jadi aktivitas sehari-hari hanya bertiga saja ketika bapak kerja.

Untuk anak pertama. Alhamdulillah minat membacanya cukup tinggi tapi untuk menulis masih harus terus diasah dengan memberinya buku diary untuk menulis setiap yang dia alami/rasakan di pondok.

Membuat diary keluarga juga belum terwujud. Semoga Insyallah bisa terwujud untuk menstimulasi menulis semua anggota keluarga.


Semoga kami menjadi keluarga yang literat. Aamiin


Lomba 17 an

Sendiri mendaftar, berangkat bareng teman, pengumuman pun sendiri. Masyaallah tabarokallah,