Minggu, 20 Mei 2018

Mudik ke Tegal

Sebuah Pengalaman Mudik

Mudik atau pulang ke kampung halaman menjadi tradisi setiap tahun ketika lebaran datang. Bagi keluarga kami  ada sesuatu yang kurang ketika lebaran tak mudik.

Tahun ini kami InsyaAllah mudik ke kampung suami di Tegal, karena tahun lalu kami mudik ke Makassar.

Dulu ketika masih beranak satu, sebelum memiliki kendaraan sendiri ketika ke Tegal kami lebih memilih kereta api, karena lebih nyaman dan tidak kena macet. Biasanya tiketnya jauh hari sudah kami pesan. Agar tak kehabisan.

Dengan kereta api juga lebih cepat sampai dibandingkan dengan menggunakan bus.

Satu pengalaman tidak mengenakkan ketika  dipindah dari satu bus ke bus yang lain dengan alasan yang tidak jelas. Semenjak itu kami beralih ke angkutan kereta api bila mudik ke Tegal.

Sebenarnya di kampung suami kami sudah tidak memiliki orang tua, karena kedua mertua saya sudah meninggal dunia. Jadi yang di sana hanyalah kakak dan juga saudara dari orang tua kami.

Ditegal yang bikin kangen adalah makanannya yang enak dan murah.
Makanan tradisional yang masih asli tanpa bahan-bahan adiktif. Seperti alu-alu, tahu aci, dan lain-lain.

Di sana ada juga tempat-tempat wisata yang rekomended untuk dikunjungi karena keindahannya seperti wisata pemandian air terjun dan air panas di Guci, waduk Cacaban, dan lain-lain.

Ini adalah link tempat-tempat wisata di Tegal.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.anekawisata.com/tempat-wisata-di-tegal-terbaru-yang-bagus-dan-hits.html&ved=2ahUKEwiQ8Z-tgczbAhURTo8KHTp5DJ0QFjADegQIAxAB&usg=AOvVaw1-8fJQEuG0B536t-EQppLs

Dari tempat-tempat wisata yang disebut diatas baru beberapa yang pernah kami kunjungi.

Adalagi lho yang terkenal di Tegal yaitu teh Poci. Teh yang memiliki resa yang istimewa menurut saya. Awalnya saya minum teh selain Poci, tetapi setelah mengenal teh Poci maka ada rasa yang kurang ketika bukan Poci yang diminum. Wasgitel istilahnya, Wangi, legi dan kentel. Atau Harum, manis dan kental.

Meminumnya pun dengan menggunakan poci tegal terbuat dari tanah liat, eehm nikmat sekali.

Setelah 8 jam kurang lebih kami pun sampai di Tegal. Arus lalu lintas ramai lancar. Kadang macet di beberapa ruas jalan karena ada kecelakaan.

Tapi alhamdulillah tidak terlalu mengganggu karena para petugas kepolisian maupun jasa marga yang sigap selalu siap siaga menangani segala hal yang menghambat kelncaran pemudik.

Jumlah petugas yang ditambah, sarana dan prasana yang  menunjang seperti memperbanyak toilet umum, tempat peristirahatan sementara dll.

Memang terlihat kepadatan pemudik di setiap rest area yang disinggahi. Ini terlihat dari jumlah parkiran yang sampe di luar, begitu juga terlihat antrian panjang untuk ke toilet.

Dua kali singgah  untuk sholat menunaikan sholat dhuhur di rest area tapi gagal karena ngantri panjang dan tidak ada air. Akhirnya sholat dhuhur di Brebes setelah keluar tol.

Terlihat seorang ibu bersama anaknya yang masih belum genap setahun sendirian mudik dan menghentikanku untuk menjaga anaknya yang sedang tidur karena si ibu mau buang air kecil. Akupun menjaga bayinya beberapa menit.

Batinku ko ini orang langsung percaya kepadaku orang yang tak dikenal untuk menjaga bayinya?
Tanpa rasa khawatir sedikitpun. Dan peristiwa ini mengingatkanku pada mudik beberapa tahun lalu, mudik  tanpa ditemani suami berdua dengan bayi yang masih 8 bulan itu. Mau ke toilet umum dibawa karena khawatir.

Walaupun sudah diadakan penambahan prasarana midik tapi masih banyak antrian.  Ini berarti meningkatnya antusias pemudik tahun ini. Sebuah tradisi tahunan untuk  bersilaturahim dengan sanak saudara dan handai tolan di kampung halaman.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lomba 17 an

Sendiri mendaftar, berangkat bareng teman, pengumuman pun sendiri. Masyaallah tabarokallah,