Senin, 22 Januari 2018

Mustajabnya Doa Orang Tua (1)


Sudah lama tak bersua dengan teman akrab karena saya harus pindah domisili ikut dinas suami ke luar daerah Jawa.

Sudah 5 bulan kami menetap di daerah seribu sungai ini. Alhamdulillah anak-anak sudah mulai menyesuikan diri dengan lingkungan di sini.

Pagi ini ku sendiri setelah suami berangkat kerja dan anak-anak ke sekolah. Usai sholat dhuha dan bertadarus sebentar tiba-tiba ku tercenung, pikiranku melayang mengingat teman-teman yang dulu berta'lim bareng.

Sebut saja namanya Aisyah, ku raih hp di meja dan ku pencet kontaknya. Alhamdullillah nyambung.
"Assalamualaikum", ...
"Waalaikumsalam",..
"Bagaimana kabarmu bu Aisyah?".Sudah berapa bulan kandunganmu?"
Dengan suara berat beliau menceritakan tentang kandungannya yang tak bisa diselamatkan karena tak berkembang dan di usia 3 bulan gugur.

Akupun hanya bisa menghiburnya, " Yang sabar ya bu, semoga bisa menjadi tabungan akhirat nanti.
Manusia hanya bisa merencanakan, manusia sayang anaknya tapi yang menciptakan  lebih sayang. "

"Iyaa bu," Akupun menanyakan juga keadaan suaminya yang sedang berhaji kala itu, terjadi tragedi di mina saat melempar jumrah yang menyebabkan meninggalnya ribuan jamaah haji baik dari Indonesia maupun dari luar negeri.

"Alhamdulillah beliau sehat-sehat dan selamat  dari musibah itu."

"Alhamdulillah, kebetulan saya ingin nanya caranya gimana untuk daftar haji, berapa tahun waiting list untuk daerah Tangsel ?"

"Sekitar 10 tahun, semoga dengan adanya penambahan qouta untuk jamaah haji  Indonesia bisa memperpendek daftar waiting list."

"Aamiin,"

"Sebenarnya suami berhajji itu tanpa persiapan panjang dan tanpa biaya sepeserpun bu".

"Subhanalloh, karena beliau orang pintar ya, dibiayai dari kantor ya?" Aku pun sok tahu karean penasaran.😊

"Enggak bu, biasa saja suami gak pintar cuma doa dari orang tuanya yang makbul, tahun lalu beliau membiayai haji kedua orang tuanya."

Merinding dan gemetar tubuh ini mendengar ceritanya, "Subhanalloh, ....

Begitu makbulnya doa orang tua kepada anak-anaknya hingga tak terhalang apapun.

"Semoga ku bisa juga menhajikan orang tuaku ya, Aamiin".

"Aamiin bu".

Tak terasa sudah 30 menit kami berbincang lewat telpon dan melepas rindu. Kamipun mengakhirinya dengan saling membalas salam dan saling mendoakan.

Indahnya persaudaraan karena Allah. Semoga bisa menjadi jalan kebaikan menuju syurgaNya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lomba 17 an

Sendiri mendaftar, berangkat bareng teman, pengumuman pun sendiri. Masyaallah tabarokallah,